Karena Lapar
Karena lapar para murid memetik bulir gandum dan memakannya. Inilah konteksnya, yang agaknya sengaja dilupakan orang-orang Farisi yang melihatnya.
Karena lapar para murid memetik bulir gandum dan memakannya. Inilah konteksnya, yang agaknya sengaja dilupakan orang-orang Farisi yang melihatnya.
Yesus memberi kelegaan. Kelegaan di sini ialah bahwa pengikut Kristus tak perlu ribet dengan semua peraturan yang malah membuat kita malah merasa bersalah.
Sering menjadi persoalan adalah kebijakan dan kepandaian biasanya menjadi halangan bagi orang untuk menerima rahasia Allah itu. Di sinilah kerendahan hati menjadi signifikan.
Perumpamaan Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin (Luk. 16:19-31) memperlihatkan bahwa kehidupan di dunia berpengaruh besar terhadap kehidupan setelahnya pascadunia. Peribahasanya: ”Siapa yang menabur angin akan menuai badai”. Lihatlah Orang Kaya Itu Lihatlah Orang kaya itu! Yang dilakukannya membawa akibat Read more…
Menyadari keberadaan kita di hadapan Allah akan menyadarkan kita bahwa sejatinya kita adalah orang-orang yang dikasihi Allah.
Mereka tidak melihat esensi pemberitaan keduanya. Yang mereka lihat hanya kemasannya. Mereka lebih melihat orangnya ketimbang apa yang dikatakannya.
Kejujuran memegang peranan penting. Berlakulah jujur. Jangan pura-pura tidak tahu padahal sebenarnya tahu dan merugikan orang lain.
Yesus Orang Nazaret langsung menegaskan bahwa yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari Yohanes Pembaptis.
Yohanes lebih dari sekedar nabi, ia adalah utusan Allah yang dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias.
”Banyak yang salah jalan, tapi merasa tenang karena banyak teman yang sama-sama salah. Beranilah menjadi benar meskipun sendirian.”