Penguasa yang Kurang Percaya Diri

Sabda-Mu Abadi | 28 April 2025 | Kel. 1:1-14
Kitab Keluaran dimulai dengan kenyataan pahit. Penulis menyatakan dengan jelas munculnya penguasa baru yang tidak mengenal Yusuf. Sebenarnya ia dapat mengetahui kisah tentang Yusuf dari perpustakaan Kerajaan Mesir. Namun, apa mau dikata, agaknya ia enggan belajar. Ia tidak mau belajar sejarah. Atau, mungkin memang sengaja melupakan sejarah.
Mungkin, penguasa baru itu memang tidak suka membaca. Namun, kemungkinan lain, penguasa baru itu tidak mau menerima kenyataan sejarah: ada seorang Ibrani yang menyelamatkan kerajaan Mesir dari bencana kelaparan. Pada titik ini gengsi nasionalismenya mencuat. Ia enggak menerima kenyataan. Dan akhirnya, memaklumkan kerja paksa bagi Israel.
Menarik disimak, bagaimana keputusan kerja paksa itu diambil. ”Raja itu berkata kepada rakyatnya, ’Bangsa Israel itu lebih banyak dan lebih kuat daripada kita. Marilah kita bertindak cerdik terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi, dan apabila terjadi peperangan, jangan-jangan mereka bersekutu dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini” (Kel. 1:9-10).
Sejatinya, tindakan yang dianggap cerdik itu didasari oleh ketakutan yang berawal dari ketidakpercayaan diri. Ketidakpercayaan dirilah yang membuat dia mengambil kesimpulan bahwa orang Israel akan melakukan sesuatu yang buruk kepada bangsa Mesir.
Masalah sang penguasa Mesir tampaknya memang di sini. Ia tidak lagi percaya diri. Ia takut bersaing dengan orang Israel. Ia takut, seandainya orang Israel bertambah banyak, mereka akan melakukan pemberontakan. Padahal, jika menggunakan nalar sehat, hanya orang yang ditindaslah yang akan memberontak, bukan?
Kisah ini bermuara pada satu kesimpulan: musim berganti. Keadaan yang semula baik menjadi tidak baik. Pertanyaannya: bagaimana respons kita jika musim berubah? Apa yang akan kita lakukan jika keadaan berubah 180 derajat?
Marilah kita simak kisah Israel! Kenyataan pertama, musim memang berganti. Hidup semakin sulit. Dari tamu resmi menjadi budak resmi negara.
Namun demikian, ini kenyataan kedua, kasih Allah tetap. Penulis Kitab Keluaran mencatat: ”Tetapi, semakin ditindas, mereka semakin bertambah banyak dan berkembang pesat, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu (Kel. 1:12). Rencana tinggal rencana. Allah membuat orang Israel itu semakin bertambah banyak. Allah menggagalkan rencana raja Mesir itu untuk memusnahkan orang Israel.
Tindakan yang dianggap cerdik itu ternyata berbuahkan ketakutan. Bak rumput, semakin dibabat semakin merambat. Saat Israel semakin berkembang, mereka malah semakin takut. Awalnya, mungkin mereka merasa perlu membuat shock therapy ’terapi kejut’; akhirnya malah mereka yang terkejut. Selanjutnya, bangsa Mesir menganggap bangsa Israel itu sebagai musuh, yang harus sungguh-sungguh dibinasakan.
Dan semuanya bermula dari Firaun yang kurang percaya diri.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!