Senjata Kelaliman vs Senjata Kebenaran

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 27 Februari 2023 | Rm. 6:12-14

”Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran” (Rm. 6:12-13).

Paulus sepertinya hendak menjelaskan adanya kaitan antara kuasa dosa dan keinginan manusia. Sang Penguasa—dalam hal ini dosa—pastilah ingin menguasai, bahkan menuntut, dan seringnya memaksa. Membiarkan diri kita dalam kuasa dosa akan membuat dosa memaksa kita untuk menuruti keinginannya. Dan biasanya kita menyerah, lalu kalah.

Biasanya pula kita bersembunyi dibalik frasa ”semua orang melakukannya”. Frasa ini sebenarnya menipu kita karena jelas salah. Jika kita tidak melakukannya, kita bisa mengubah frasa ini menjadi ”tidak semua orang melakukannya”.

Caranya? Baiklah kita menyerahkan diri kepada Allah saja. Allahlah yang akan menjadikan anggota-anggota tubuh kita senjata kebenaran. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Janganlah juga Saudara menyerahkan anggota badanmu kepada kuasa dosa untuk digunakan bagi maksud-maksud yang jahat. Tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang yang sudah dipindahkan dari kematian kepada hidup. Serahkanlah dirimu seluruhnya kepada Allah supaya dipakai untuk melakukan kehendak Allah.”

Menariknya, Paulus meminta kita menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Allah. Tidak Sebagian, tetapi seluruhnya. Sebab diri kita seluruhnya telah mendapatkan anugerah Allah.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Mahiruysal