Strategi Paulus

Sabda-Mu Abadi | 18 Desember 2022
”Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada orang banyak itu; ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, katanya, ’Saudara-saudara dan Bapak-bapak, dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan sekarang kepadamu sebagai pembelaan diri.’ Ketika orang banyak itu mendengar ia berbicara dalam bahasa Ibrani, makin tenanglah mereka.” (lihat: Kis. 21:40–22:2)
Paulus berkata dengan orang banyak itu dalam bahasa Ibrani, Itulah strategi yang diterapkannya. Ia tahu setiap orang senang disapa dengan bahasa ibunya. Dengan bahasa Ibrani yang digunakan, Paulus agaknya hendak memberikan kesan bahwa dia bukanlah orang luar. Ia sama dengan orang banyak itu. Dan itulah yang ditegaskan dalam awal pembicaraannya.
Strategi Paulus boleh dibilang berhasil. Orang banyak yang mendengarkannya berbicara dalam bahasa Ibrani menjadi makin tenang. Ketenangan menjadi penting karena dalam suasana yang tenanglah mereka dapat lebih jelas mendengarkan apa yang yang hendak dikatakan Paulus.
Kelihatannya Paulus memang piawai dalam mengendalikan massa. Pertama, dia menggunakan isyarat dengan tangannya yang membuat massa itu tenang. Dan kedua, dengan bahasa Ibrani, massa itu menjadi lebih tenang.
Kita bisa meneladan Paulus dalam hal ini. Jangan bicara ketika massa masih bicara. Itu akan membuat suara kita hilang dalam keramaian. Ketika kita memperbesar suara, massa mungkin malah lebih meningkatkan volumenya. Dengan cara begitu, sia-sialah kita bicara, karena orang tidak mampu menangkap apa yang kita katakan. Ya, sayang rasanya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Sumber Foto: Unsplash/Davide Ragusa