Kami adalah Saksi
Mendengarkan khotbah Petrus di Bait Allah—sebagaimana catatan Lukas dalam kisah Para Rasul—mungkin membuat kita heran. Sebab, Petrus mengalami transformasi.
Mendengarkan khotbah Petrus di Bait Allah—sebagaimana catatan Lukas dalam kisah Para Rasul—mungkin membuat kita heran. Sebab, Petrus mengalami transformasi.
“Tampilnya pengejek-pengejek dengan ejekannya mengenai iman Kristen bukan hal yang aneh, bahkan terkesan lumrah. Itu merupakan hal biasa. Sehingga, para murid Kristus tak perlu merasa takut, apalagi cemas.”
pikiran sang rasul masih terdapat harapan bahwa para pembaca suratnya tetap teguh dalam iman mereka.
Apa yang mereka lakukan membuktikan kebenaran peribahasa ini, ’Anjing akan makan kembali apa yang sudah dimuntahkannya,’
Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena orang diperhamba oleh yang mengalahkannya.
Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan topan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
Petrus sepertinya hendak menyatakan bahwa keledai pun bisa lebih bijak dari manusia. Bahkan menyelamatkan nyawa tuannya.
Petrus sengaja menyamakan orang-orang jahat itu dengan hewan yang tidak berakal.
Petrus merasa perlu menjelaskan secara rinci jenis kejahatan orang-orang jahat itu.
Petrus beralih kepada kisah Lot, saksi hidup pemusnahan Sodom dan Gomora.