Hewan yang Tidak Berakal
Petrus sengaja menyamakan orang-orang jahat itu dengan hewan yang tidak berakal.
Petrus sengaja menyamakan orang-orang jahat itu dengan hewan yang tidak berakal.
”Kami telah melihat Tuhan!” (Yoh. 20:25). Demikianlah kabar yang disampaikan para murid kepada Tomas. Mereka semua telah melihat Yesus yang bangkit. Kebangkitan itu bukan isapan Jempol.
Petrus merasa perlu menjelaskan secara rinci jenis kejahatan orang-orang jahat itu.
Petrus beralih kepada kisah Lot, saksi hidup pemusnahan Sodom dan Gomora.
Penting bagi kita untuk hidup kudus di hadapan Allah dan tetap memelihara keselamatan yang telah dianugerahkan bagi kita.
Allah itu adil. Tak pandang bulu. Hukum-Nya tidak diskriminatif. Mungkin itulah yang dimaksudkan Petrus ketika ia bercerita bahwa Allah pun tidak mengecualikan para malaikat dari hukuman. Yang melanggar pasti akan dihukum.
Keinginan dipuaskan secara akal budi sejujurnya adalah ketidakmampuan manusia untuk menguasai akal budinya sendiri.
Bagaimana mungkin Allah menjadi manusia? Kalau Dia adalah Allah, kok bisa mati?
”Sesungguhnya, inilah Allah kita. Kita menanti-nantikan Dia, dan Ia telah menyelamatkan kita. supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita atas pertolongan-Nya!” (Yes. 25:9).
Para murid tidak melakukan tindakan apa pun. Lukas mencatat: ”Pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat (Luk. 23:56a). Yang dimaksudkan dengan mereka di sini adalah para perempuan yang datang bersama Yesus dari Galilea, yang ikut serta menguburkan jazad Sang Guru. Ya, kerinduan untuk merawat tubuh Yesus secara layak terjeda oleh Sabat.