Hidup bagi Allah
Hidup bagi Allah berarti hidup dalam hubungan yang erat dengan Allah. Itu berarti tak boleh ada satu pun yang menjadi penghalang antara kita dan Allah Bapa.
Hidup bagi Allah berarti hidup dalam hubungan yang erat dengan Allah. Itu berarti tak boleh ada satu pun yang menjadi penghalang antara kita dan Allah Bapa.
Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus Yesus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Ada anugerah berlimpah-limpah, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian anugerah berkuasa melalui pembenaran untuk hidup yang kekal.
Sabda-Mu Abadi | 23 Februari 2023 | Rm. 5:12-19 ”Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan melalui dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab, sebelum hukum Taurat ada, dosa telah ada Read more…
Kita telah dibenarkan oleh Darah-Nya—inilah keyakinian kita pasti akan diselamatkan-Nya. Dan inilah yang membuat kita dapat bermegah dalam Allah.
Sabda-Mu Abadi | 21 Februari 2023 | Rm. 5:1-2 ”Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus. Melalui Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman ke dalam anugerah. Di dalam anugerah ini kita berdiri dan kita bermegah dalam Read more…
Abraham memercayai Allah sejatinya juga merupakan tindakan yang masuk akal karena itu pulalah visi terbesarnya sebagai manusia.
Sabda-Mu Abadi | 19 Februari 2023 | Rm. 4:13-15 ”Sebab, janji kepada Abraham dan keturunannya bahwa ia akan memiliki dunia, bukan berdasarkan hukum Taurat, melainkan berdasarkan pembenaran melalui iman. Sebab, jika mereka yang hidup dari hukum Taurat akan mewarisi dunia, sia-sialah iman dan batallah janji itu. Sebab, hukum Taurat membangkitkan Read more…
Paulus menekankan bahwa iman yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran itu bukan terjadi setelah Abraham bersunat, melainkan sebelumnya. Dan memang itulah yang terjadi. Sunat sejatinya merupakan tanda dari iman.
Paulus pulalah yang bertekad untuk menganiaya pengikut Kristus lainnya. Dan untuk semua itu, Allah ternyata tidak menghukum, tetapi mengampuninya, dan memberikan kepercayaan untuk menjadi rasulnya.