Hagar dan Ismael
“Akal budi memang pemberian Allah. Namun, ketika akal budi membuat kita ragu akan Allah—bahkan tak lagi percaya kepada Allah—kita harus menolaknya.”
“Akal budi memang pemberian Allah. Namun, ketika akal budi membuat kita ragu akan Allah—bahkan tak lagi percaya kepada Allah—kita harus menolaknya.”
“Percaya bukanlah barang yang sudah jadi dari sananya. Kepercayaan dalam diri seseorang merupakan proses. Iman sangat berkait erat dengan pertumbuhan dan tidak sekali jadi. Dan setiap orang perlu belajar untuk percaya.”
“Paulus berkesimpulan bahwa Allah menerima Abraham sebagai orang yang menyenangkan hati-Nya. Mengapa? Karena ia memahami posisinya sebagai hamba. Dan hamba sejati selalu berusaha menyenangkan hati tuannya!”
“Ketika dua orang mencari nama bagi dirinya sendiri,
perpecahan pun tak terhindarkan ketika ada hambatan komunikasi. Sesungguhnya keluarga bisa menjadi tempat di mana setiap orang belajar untuk tidak mencari nama bagi diri sendiri. Satu-satunya pribadi yang boleh dimuliakan adalah Allah sendiri.”
“Tak ada manusia sempurna. Karena
itu, kita perlu mengembangkan pola pengasuhan yang berdasarkan pengampunan di rumah kita.”
Kisah Air Bah — kisah kehidupan di bumi, yang telah diperbarui Allah sendiri, dimulai dari sebuah keluarga Nuh dan seisi rumahnya.
“Kemampuan akal budi yang baik semestinya berbanding lurus dengan moral.”
“Ketika manusia tak mampu menguasai dosa, maka dosa itulah yang akan menguasainya.”
Akal budi merupakan karunia Allah, tetapi memercayakan diri sepenuhnya pada akal budi bukanlah tindakan iman. Bahkan, menyepelekan Allah. Kisah pengungsian Abram dan Sarai ke Mesir dapat menolong kita menggunakan akal budi sebagaimana mestinya. Bila saudara tertarik untuk memiliki buku ini dapat memesan buku Pada Mulanya! di nomor kami: Informasi & Read more…