Rekan Sekerja Paulus
Pemanggilan Markus memberi pelajaran kepada kita—orang percaya abad ke-21—untuk percaya bahwa orang bisa berubah menjadi lebih baik. Karena itu, penting juga memberi kesempatan kedua bagi rekan pelayanan kita.
Pemanggilan Markus memberi pelajaran kepada kita—orang percaya abad ke-21—untuk percaya bahwa orang bisa berubah menjadi lebih baik. Karena itu, penting juga memberi kesempatan kedua bagi rekan pelayanan kita.
Paulus merasa kematiannya semakin dekat. Namun, kita melihat tak ada guratan kecewa atau kegelisahan dalam suratnya. Tidak. Tidak sama sekali. Yang ada hanyalah nada kelegaan.
Menunaikan tugas memang panggilan sejati seorang pelayan. Inti pelayanan memang menyelesaikan tugasnya. Pelayan yang meninggalkan tugas sesungguhnya telah mengingkari hakikat dan predikat sebagai pelayan.
Belas kasihan Allah. Itulah yang diperlihatkan Yesus Orang Nazaret. Dan belas kasihan Allah itu jugalah yang hendak ditularkan kepada para murid-Nya untuk bertindak magis. Magis (dibaca mahgis) adalah istilah Latin berarti lebih, yang diperkenalkan Ignatius de Loyola. Para murid mengusulkan untuk menyuruh orang banyak itu pulang agar bisa cari makan masing-masing, tetapi Sang Guru berkata, ”Kamu Harus memberi mereka makan.” Pada titik ini Yesus mengajak para murid untuk memperjuangkan berkat bagi orang lain.
Beritakanlah firman. Itulah pesan Paulus kepada Timotius. Menarik diperhatikan, pesan ini didasarkan pada keberadaan Allah Bapa dan Anak Tunggal-Nya. Berkait Yesus Kristus.
Kata Yunani yang diterjemahkan dengan ”diilhamkan” secara harfiah berarti diembus. Allah mengembuskan Roh-Nya ke dalam diri penulis pada saat penulisan.
Paulus juga hendak mengingatkan Timotius bahwa muridnya itu mempunyai kesempatan istimewa dibandingkan anak-anak lain yang tinggal di luar Israel.
Paulus menyatakan bahwa setiap pengikut Kristus dipanggil untuk menderita. Karena itu, penderitaan tak perlu dihindari, apalagi dikeluhkan.
Seorang murid harus menjadi fotokopi gurunya. Bagaimanapun setiap orang diciptakan Allah unik, khas, dan satu-satunya.
Paulus menyamakan pengajar-pengajar ajaran sesat dengan Yanes dan Yambres. Keduanya adalah ahli-ahli sihir yang diminta Firaun untuk menandingi Musa (Kel. 7:11).