Berhala
Berhala itu bermuara pada keinginan manusia untuk menjadi tuhan. Ujung-ujungnya semua untuk kepentingan manusia. Dan ketika berhala yang satu tidak memuaskan dirinya, maka manusia bisa dengan mudah pindah ke berhala yang lainnya.
Berhala itu bermuara pada keinginan manusia untuk menjadi tuhan. Ujung-ujungnya semua untuk kepentingan manusia. Dan ketika berhala yang satu tidak memuaskan dirinya, maka manusia bisa dengan mudah pindah ke berhala yang lainnya.
Allah membenci dosa dan kejahatan manusia, namun mengasihi manusia berdosa. orang tidak mampu mengenal Allah, Paulus menyatakan bahwa sifat-sifat Allah itu terlihat dalam seluruh ciptaan-Nya. Ini bukan masalah kemampuan, tetapi pada kemauan.
Injil adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan semua orang yang percaya; pertama-tama orang Yahudi, dan bangsa lain juga.
Paulus memahami pemberitaan Injil merupakan cara dia melunasi utang kepada bangsa-bangsa lain.
Dia memohon kepada Allah agar boleh mengunjungi Jemaat di Roma dengan mata kepalanya sendiri. Dia tak hanya ingin menguatkan Jemaat di Roma, tetapi juga dikuatkan oleh mereka. Sejatinya inilah persekutuan sejati: saling menguatkan.
Paulus tidak iri terhadap Jemaat di Roma. Rasa iri biasanya akan membuat kita sulit bersyukur. Namun, rasa syukur akan keadaan orang lain akan membuat kita lebih mampu bertahan dalam persoalan.
Paulus menyatakan kaitan erat antara percaya dan taat. Tak ada gunanya kepercayaan tanpa ketaatan. Ketaatan itu sendiri merupakan buah dari kepercayaan. Dan semuanya itu merupakan keniscayaan logis sebagai milik Kristus. Aneh rasanya jika seseorang mengaku sebagai milik Kristus, namun tidak percaya dan tidak menaatinya.
Paulus semula tidak memercayainya, akan tetapi, perjumpaan dengan Yesus Orang Nazaret di jalan yang menuju Damsyik membuat Paulus tak mungkin lagi menyangkal Kabar Baik itu. Paulus pun merasa dipanggil untuk mengabarkannya.
Bagaimana cara kita memperkenalkan diri? Sudikah kita memperkenalkan diri sebagai hamba Yesus Kristus? Jika sudi, tak boleh kita lupa akan panggilan kita untuk memperkenalkan Injil Allah.
Akhir hidup Naomi sungguh manis. Meski sempat tidak mau dipanggil Naomi karena segala kepahitan hidup yang dialami, namun pada akhir hidupnya Naomi mendapatkan namanya kembali. Ya, namanya tetap Naomi. Allahlah yang menolong dia agar tetap percaya diri menyandang nama Naomi.