Israel Tersandung, Bangsa Lain Selamat
Paulus memahami bahwa salah satu kemuliaan pelayanannya adalah membuat bangsa Israel iri hati akan keberadaan bangsa-bangsa lain yang beroleh selamat, dan akhirnya diselamatkan.
Paulus memahami bahwa salah satu kemuliaan pelayanannya adalah membuat bangsa Israel iri hati akan keberadaan bangsa-bangsa lain yang beroleh selamat, dan akhirnya diselamatkan.
Paulus langsung menjadikan dirinya sebagai contoh. Dengan lantang Rasul dari Tarsus itu menyatakan bahwa dirinya adalah keturunan Abraham dari suku Benyamin.
Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?’ Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Tuhanlah yang mengutus, tetapi yang juga benar adalah umat Allah harus bertanggung jawab dalam pekabaran Injil. Merekalah yang harus bertanggung jawab memenuhi kebutuhan orang-orang yang diutus.
Sang Rasul dari Tarsus memperlihatkan kaitan antara pengakuan dengan mulut dan percaya dengan hati. Sejatinya ucapan adalah ungkapan hati.
Pada dasarnya pendidikan ilahi adalah segala peristiwa yang diinginkannya terjadi di dalam diri kita.
Kerinduan dan doa Paulus: Israel mengakui dan mengalami penyelamatan Allah. Doa merupakan bukti nyata dari sebuah kerinduan manusia.
Petrus menyadari bahwa hanya Yesus yang dapat mengubah Simon menjadi Petrus. Hanya Tuhan yang dapat menciptakan batu karang dari seorang pembual yang ragu.
Ironis memang. Bangsa-bangsa yang tidak mengejar kebenaran malah beroleh kebenaran berdasarkan iman. Sedangkan Israel yang mengejar hukum agar beroleh kebenaran, malah tidak mampu mencapainya.
Paulus mengutip Kitab Yesaya berkenaan dengan Tukang Periuk yang memperlihatkan dengan jelas bahwa Allah memiliki wewenang penuh tanpa syarat