Mari Berbusana Pesta

Raja murka. Para undangan itu telah melupakan status mereka sebagai hamba. Melupakan status sebagai hamba berarti juga menganggap remeh Sang Raja sebagai tuan mereka. Bahkan, mereka pun tak mengindahkan undangan kedua. Mereka tak layak lagi hidup di kerajaan itu karena mereka tidak menghargai kelayakan yang dikaruniakan atas mereka. Dan raja menghukum mati mereka.

Hidup dalam Kebenaran Allah

Persoalan keluarga sering berakar pada keinginan hidup berdasarkan kebenaran sendiri-sendiri—istri merasa benar, suami merasa benar, anak merasa benar, orang tua merasa benar! Hasilnya hanya keonaran karena masing-masing merasa benar! Pada titik ini kita perlu meneladani Paulus yang belajar hidup dalam kebenaran Tuhan! Berbeda pendapat itu merupakan hal yang wajar, tetapi setiap anggota keluarga perlu bertanya: Apa sebenarnya pendapat Allah? Setelah mendapatkan, ikutilah pendapat Allah!

Kisah Dua Anak

Tawaran bekerja di kebun anggur ”hari ini” mengingatkan kita pada doa Bapa Kami: ”Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Dalam perumpamaan ini ditunjukkan betapa sang ayah ingin memberi sesuatu yang dapat membuat anaknya mendapatkan sesuatu pada ”hari ini”. Rezeki pada hari ini ditawarkan dengan lembut. Bisa ditolak, tak dianggap penting, diremehkan, tetapi tetap ditawarkan. Bagi yang awalnya tidak mau, tetapi kemudian berubah sikap, tawaran itu masih tetap berlaku. Perumpamaan ini tampaknya hendak menggemakan tema kemurahan hati Allah yang ditawarkan kepada siapa saja, tetapi tidak selalu diterima dengan spontan.

Belajar Itu

Belajar itu bisa dari apa yang ada di sekitar kita. Bahkan, nenek moyang Israel, dalam Kitab Amsal, mengajak generasi mudanya, juga kita, untuk belajar pada semut yang tekun bekerja untuk masa depannya; pada cicak yang pandai menempatkan dirinya, sehingga bisa berada di kamar para raja, para pembesar sampai di kamar rakyat jelata.

Keadilan Allah

Dalam kacamata sang tuan, setiap orang perlu dana cukup untuk hidup sehari-hari—Rp150.000,-. Kurang dari itu, dia sendiri merasa telah bertindak tidak adil terhadap pekerjanya. Keadilan dalam sudut pandang sang tuan tidak ditentukan oleh lamanya kerja, tetapi dari sisi kebutuhan normal manusia. Keadilannya berdasarkan kasih.

Jalan Turun Sekolah-sekolah Kristen

Jalan turun atau gerakan ke bawah yang dimaksud adalah jalan yang sudah ditempuh oleh Yesus Sang Guru. Ini adalah jalan menuju orang-orang miskin, tersisih, menderita—jalan menuju semua orang yang mendambakan bela rasa. Apa yang dapat ditawarkan? Bukan keberhasilan, bukan popularitas, bukan kekuasaan, melainkan kegembiraan dan kedamaian sebagai anak-anak Allah.