Mengingat, Memperhatikan, dan Memedulikan
Penulis Kitab Keluaran menyatakan bahwa Allah adalah Pribadi Yang Mengingat, Memperhatikan, dan Memedulikan. Allah mengingat perjanjian-Nya kepada Abraham.
Penulis Kitab Keluaran menyatakan bahwa Allah adalah Pribadi Yang Mengingat, Memperhatikan, dan Memedulikan. Allah mengingat perjanjian-Nya kepada Abraham.
Musa telah belajar dari pengalaman sebelumnya. Pembunuhan hanya membuat si pelaku kejahatan tak punya waktu untuk mengubah diri.
Musa belum melibatkan Allah dalam setiap tindakannya. Melibatkan Allah—itulah modal terbaik bagi pemimpin.
Paulus hendak mengingatkan warga jemaat di Efesus—juga setiap orang yang membaca suratnya pada masa kini—bahwa mereka adalah ciptaan Allah. Alasan Paulus menyatakan semuanya ini adalah karena manusia cenderung alpa dengan kenyataan bahwa mereka itu ciptaan Allah. Segala persoalan dunia ini, jika kita telusuri bersumber pada kenyataan bahwa manusia sering lupa bahwa mereka hanya ciptaan.
Pada Minggu Transfigurasi ini marilah kita sungguh-sungguh bertanya, ”Apakah kita telah memuliakan Allah?”
Persoalan keluarga sering berakar pada keinginan hidup berdasarkan kebenaran sendiri-sendiri—istri merasa benar, suami merasa benar, anak merasa benar, orang tua merasa benar! Hasilnya hanya keonaran karena masing-masing merasa benar! Pada titik ini kita perlu meneladani Paulus yang belajar hidup dalam kebenaran Tuhan! Berbeda pendapat itu merupakan hal yang wajar, tetapi setiap anggota keluarga perlu bertanya: Apa sebenarnya pendapat Allah? Setelah mendapatkan, ikutilah pendapat Allah!
Ketika Musa keluar mindernya—bagaimanapun dia seorang buronan—Allah dengan tegas berkata, ”Aku akan menyertai engkau! Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: Apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini” (Kel. 3:12). Perhatikan bahwa tanda yang diberikan bukanlah tanda yang sudah ada, tetapi tanda yang masih akan terjadi. Dan persoalan besarnya adalah apakah Musa percaya!
Persoalan terbesar manusia ialah lebih suka membicarakan diri sendiri—entah kekuatan maupun kelemahan diri. Ujung-ujungnya: jika bukan pemujaan, ya pengasihanan diri. Dan itu tidak terjadi di Pentakosta. Mereka mempercakapkan karya Allah dalam diri Yesus Kristus.
Manusia dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain.