Penyelamatan Israel
Paulus menyatakan sekali lagi bahwa Israel adalah kekasih Allah. Dan Paulus percaya bahwa pada akhirnya Israel pun akan mendapatkan kemurahan Allah.
Paulus menyatakan sekali lagi bahwa Israel adalah kekasih Allah. Dan Paulus percaya bahwa pada akhirnya Israel pun akan mendapatkan kemurahan Allah.
Allah tidak menyayangkan cabang-cabang yang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan juga tunas liar. Intinya: warga jemaat di Roma harus terus mengingat kemurahan sekaligus tindakan keras Allah.
Paulus memahami bahwa salah satu kemuliaan pelayanannya adalah membuat bangsa Israel iri hati akan keberadaan bangsa-bangsa lain yang beroleh selamat, dan akhirnya diselamatkan.
Paulus langsung menjadikan dirinya sebagai contoh. Dengan lantang Rasul dari Tarsus itu menyatakan bahwa dirinya adalah keturunan Abraham dari suku Benyamin.
Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?’ Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Tuhanlah yang mengutus, tetapi yang juga benar adalah umat Allah harus bertanggung jawab dalam pekabaran Injil. Merekalah yang harus bertanggung jawab memenuhi kebutuhan orang-orang yang diutus.
Sang Rasul dari Tarsus memperlihatkan kaitan antara pengakuan dengan mulut dan percaya dengan hati. Sejatinya ucapan adalah ungkapan hati.
Kerinduan dan doa Paulus: Israel mengakui dan mengalami penyelamatan Allah. Doa merupakan bukti nyata dari sebuah kerinduan manusia.
Ironis memang. Bangsa-bangsa yang tidak mengejar kebenaran malah beroleh kebenaran berdasarkan iman. Sedangkan Israel yang mengejar hukum agar beroleh kebenaran, malah tidak mampu mencapainya.
Paulus mengutip Kitab Yesaya berkenaan dengan Tukang Periuk yang memperlihatkan dengan jelas bahwa Allah memiliki wewenang penuh tanpa syarat