Empati
Kita mesti peka terhadap situasi di mana kita berada. Hanya dengan itulah kita akan mampu menjadi sesama baik bagi yang bersukacita maupun yang berdukacita.
Kita mesti peka terhadap situasi di mana kita berada. Hanya dengan itulah kita akan mampu menjadi sesama baik bagi yang bersukacita maupun yang berdukacita.
Dan Paulus mengingatkan kita untuk meminta Allah memberkati orang-orang yang menganiaya kita dan tidak mengutuk mereka.
Berbagi kepada orang miskin itu merupakan kemestian. Sebab orang miskin memang tidak akan pernah hilang dari masyarakat.
Paulus mengajak umat untuk tekun berdoa. Ketekunan mensyaratkan kesetiaan. Ketekunan dalam doa sungguh masuk akal karena Allah itu Mahakuasa. Dan sering apa yang Allah beri bukan apa yang kita inginkan, namun, yang pasti, apa yang kita butuhkan.
Rajin bekerja merupakan keniscayaan. Paulus menasihati untuk memandang pekerjaan kita sebagai karya untuk Tuhan. Dan itu hanya mungkin terjadi ketika kita memohon semangat dari Tuhan sendiri.
Paulus mengajak umat Allah untuk saling mengasihi. Hanya mengasihi—tanpa merasakan dikasihi—akan membuat seseorang kekeringan kasih. Sebaliknya pasti tak sehat karena dia cuma menjadi objek kasih.
Kasih itu baik semata, murni, tanpa kesalahan. Sehingga, sifatnya menjauhi kejahatan. Dan menjauhi kejahatan berarti tidak netral, melainkan melakukan apa yang baik.
Jangalah merasa diri kalian lebih tinggi daripada orang lain, padahal kalian tidak demikian. Jika kalian mau memeriksa apakah kalian baik atau tidak, lakukanlah itu dengan rendah hati.
Paulus mengajak warga jemaat Roma, dan juga kita orang percaya abad ke-21 untuk hidup untuk Allah; dan itu berarti menyenangkan hati-Nya.
”Allah yang menciptakan segala sesuatu. Semuanya berasal dari Allah dan adalah untuk Allah. Terpujilah Allah untuk selama-lamanya! Amin.”