Saling Membangun
Kuncinya adalah penguasaan diri. Menguasai diri berkait dengan makanan, minuman, dan perbuatan akan membebaskan kita dari kemungkinan membuat orang lain berbuat dosa. Dan itulah persekutuan sejati.
Kuncinya adalah penguasaan diri. Menguasai diri berkait dengan makanan, minuman, dan perbuatan akan membebaskan kita dari kemungkinan membuat orang lain berbuat dosa. Dan itulah persekutuan sejati.
Kerajaan Allah memang bukan soal perut, namun soal kebenaran, damai sejahtara, dan sukacita dalam Roh Kudus. Ya, apa manfaatnya jika kebebasan kita malah membuat orang lain terpenjara. Dan itulah yang menyenangkan hati Allah dan manusia.
Kasih memampukan kita untuk menguasai diri. Kasih pulalah yang memampukan kita untuk membangun iman orang lain. Bagaimanapun, Kristus sudah mati untuk orang itu.
Membuat orang lain menyalahkan atau menghakimi kita karena kelakukan kita, menurut Paulus, bukanlah tindakan yang patut.
Sang Rasul dari Tarsus menekankan bahwa yang sungguh-sungguh penting adalah setiap orang melakukannya untuk Tuhan.
Orang percaya—selama hidup di dunia—berada dalam proses pertumbuhan. Dan karena itu, kita tidak perlu menghakiminya. Tentu, baik menyatakan pendirian iman kita, tetapi jangan sampai kita malah menganggap lebih hebat dari mereka.
Paulus menegaskan agar warga jemaat di Roma hidup seperti pada siang hari dan menjadikan Tuhan Yesus, Sang Guru, sebagai patokan hidup dalam bertingkah laku.
Janganlah kamu berutang apa kepada siapa pun, kecuali kasih kepada satu sama lain. Sebab, siapa saja yang mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Kita harus bersikap kritis terhadap perpajakan negeri kita sekarang ini. Akan tetapi, kritikan kita akan sungguh bergaung dan berdasar ketika kita telah menuntaskan tugas kita, yakni membayar pajak.
Penguasa korup? Allah mengizinkan itu terjadi untuk memberi kesempatan bagi umat-Nya berperan lebih banyak.