Mengapakah Kamu Berdiri Melihat ke Langit?
”Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit?” (Kis. 1:11). Demikianlah sapaan kedua malaikat kepada para murid yang terpana menyaksikan kenaikan Yesus ke surga.
”Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit?” (Kis. 1:11). Demikianlah sapaan kedua malaikat kepada para murid yang terpana menyaksikan kenaikan Yesus ke surga.
Allah adalah pribadi yang berkenan menepati janji-Nya. Janji Allah tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi rohani manusia. Janji Allah kekal adanya sebagaimana Dia sendiri kekal sifat-Nya.
Anak-anak perlu belajar memahami dan bangga atas status yang mereka sandang. Kebanggaan akan membuat mereka rela menjaga dan
memelihara status itu dengan sebaik-baiknya
“Pola pengasuhan yang baik semestinya tidak membuat seorang anak merasa diri sebagai anak emas atau anak tiri.”
Menolong lebih dari yang diharapkan merupakan
sifat keutamaan karena banyak orang cukup puas
dengan memberi yang secukupnya.
Demikianlah pernyataan sekaligus amanat Yesus kepada para murid-Nya. Dalam pernyataan itu, jelaslah Allah yang memilih kita.
Abraham tidak hanya diminta Allah untuk melepaskan masa lalu, tetapi juga masa depan. Meski taruhannya adalah nyawa anaknya sendiri.
“Meski Sara pernah menertawakan Allah, Allah tetap menjalankan kehendak-Nya: membuat Sara tertawa bahagia.”
“Dalam doa bersama dengan anak-anak baiklah kita juga mendoakan orang lain, bisa juga teman-teman dari anak-anak kita. Hal itu akan menumbuhkan tak hanya simpati, tetapi empati bagi anak-anak kita.”
“Akal budi memang pemberian Allah. Namun, ketika akal budi membuat kita ragu akan Allah—bahkan tak lagi percaya kepada Allah—kita harus menolaknya.”