Penipuan Terencana
“Memang akal budi merupakan karunia Allah. Akan tetapi, memercayakan diri sepenuhnya pada
akal budi bukanlah tindakan iman. Bahkan, menyepelekan Allah.”
“Memang akal budi merupakan karunia Allah. Akan tetapi, memercayakan diri sepenuhnya pada
akal budi bukanlah tindakan iman. Bahkan, menyepelekan Allah.”
“Paulus berkesimpulan bahwa Allah menerima Abraham sebagai orang yang menyenangkan hati-Nya. Mengapa? Karena ia memahami posisinya sebagai hamba. Dan hamba sejati selalu berusaha menyenangkan hati tuannya!”
”Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” (Kis. 8:30). Demikianlah sapaan Filipus kepada seorang asing yang sedang membaca Kitab Yesaya. Orang itu bukan sembarang orang. Ia pejabat istana, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia.
“Ketika dua orang mencari nama bagi dirinya sendiri,
perpecahan pun tak terhindarkan ketika ada hambatan komunikasi. Sesungguhnya keluarga bisa menjadi tempat di mana setiap orang belajar untuk tidak mencari nama bagi diri sendiri. Satu-satunya pribadi yang boleh dimuliakan adalah Allah sendiri.”
“Tak ada manusia sempurna. Karena
itu, kita perlu mengembangkan pola pengasuhan yang berdasarkan pengampunan di rumah kita.”
Kisah Air Bah — kisah kehidupan di bumi, yang telah diperbarui Allah sendiri, dimulai dari sebuah keluarga Nuh dan seisi rumahnya.
“Kemampuan akal budi yang baik semestinya berbanding lurus dengan moral.”
“Ketika manusia tak mampu menguasai dosa, maka dosa itulah yang akan menguasainya.”
“Orang tua dipanggil Allah untuk mempersiapkan anak-anaknya menjadi generasi yang sehat jasmani dan rohani, cerdas dan tulus, mengasihi Allah dan sesama, juga alam.”
“Ketika kita sungguh mengasihi Yesus, mengutip Paulus, tentulah kita ingin mengenal-Nya sebagaimana diri kita dikenal.”