Rasa Cukup
Paulus menyatakan pentingnya mengembangkan rasa cukup dalam diri. Keinginan memang tak terbatas.
Paulus menyatakan pentingnya mengembangkan rasa cukup dalam diri. Keinginan memang tak terbatas.
Paulus terkesan begitu emosional jika berbicara soal ajaran sesat. Mudah dinalar karena ia sendiri sebenarnya korban dari pemahaman yang salah berkait dengan Kitab Suci.
Paulus mengajak setiap budak Kristen untuk tetap menghormati tuannya. Alasannya sederhana: agar nama Allah dan ajaran Kristen tidak dihujat.
Berusaha menyembunyikan suatu kesalahan membawa orang pada kesalahan kedua dan ketiga. Kesalahan malah menjadi beranak pinak. Dan ujung-ujungnya ketahuan juga
Allah meminta Abraham melepaskan keduanya—masa lalu dan masa depan—dan berpegang teguh kepada Allah saja. Dan Abraham menyambut permintaan Allah itu karena dia sungguh-sungguh memahami siapa dirinya di hadapan Allah.
Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.”
Timotius harus berlaku adil, tanpa prasangka. Ia harus sungguh-sungguh menjaga kemurnian dirinya. Hanya itulah yang akan menjadikannya pemimpin sejati.
Pemimpin jemaat yang melakukan tugasnya dengan baik, patut diberi penghargaan dua kali lipat, terutama sekali mereka yang rajin berkhotbah dan mengajar
Paulus menutup bagian mengenai janda dengan nasihat agar warga jemaat memelihara anggota keluarga mereka yang telah menjanda.
Namun, sepertinya, para janda ini bukanlah janda biasa. Bukan pula orang-orang yang mendapatkan rawatan diakonia jemaat.