Hamba-hamba
Ketika mereka menjadi Kristen, Kristus telah memerdekakan mereka. Namun, kemerdekaan itu tidak membebaskan mereka untuk memberontak. Sebaliknya, Paulus meminta mereka untuk tunduk sepenuhnya kepada sang tuan.
Ketika mereka menjadi Kristen, Kristus telah memerdekakan mereka. Namun, kemerdekaan itu tidak membebaskan mereka untuk memberontak. Sebaliknya, Paulus meminta mereka untuk tunduk sepenuhnya kepada sang tuan.
Penguasaan diri menjadi penting karena orang muda berada dalam fase pertumbuhan yang sangat cepat. Dan mereka punya daya untuk menjelajah.
Hidup beribadah berarti dalam keadaan apa pun memahami diri sebagai hamba Allah. Hidupnya sendiri adalah ibadah.
Hidup sederhana berarti mampu menahan diri. Dengan kata lain menghemat. Tentu bukan agar menjadi kaya raya. Hemat tak sama dengan pelit. Hemat agar lebih mampu berbagi kepada orang lain.
Paulus menekankan betapa pentingnya hati dan pikiran yang suci. Jika hati dan pikiran suci, tubuh dan segala yang dilakukannya pasti suci.
Paulus mengingatkan Titus, dan juga warga jemaat yang membaca suratnya, untuk waspada. Dan Paulus sepertinya telah mengalami sendiri.
Paulus menyoroti perilaku warga jemaat yang tadinya beragama Yahudi. Mereka telah termakan ajaran Gnostik yang bercampur dengan ajaran nenek moyang Yahudi.
Jika penuh waktu sebagai penatua atau pengawas jemaat, tentu dia harus dihidupi oleh jabatannya itu, tetapi, sekali lagi, tak boleh serakah!
Anak-anak Penatua bukan hanya saja beriman, tetapi tingkah lakunya mesti baik dan menghormati orang tuanya. Jika tidak, mereka hanya akan menjadi batu sandungan dalam jemaat.
Paulus juga memperlihatkan bahwa Allah Bapa dan Anak-Nya Yesus Kristus sama-sama disapa Juru Selamat kita. Kedua oknum Tritunggal, tentu bersama dengan Roh Kudus, sejatinya adalah Penyelamat kita.