Sama-sama Mengeluh
Paulus menyatakan bahwa orang percaya pun menderita karena harus mempertahankan prinsip hidupnya di tengah dunia yang makin rusak.
Paulus menyatakan bahwa orang percaya pun menderita karena harus mempertahankan prinsip hidupnya di tengah dunia yang makin rusak.
Seluruh ciptaan telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan.
Aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Paulus memperlihatkan tanda—sekaligus syarat—anak Allah, yaitu dipimpin Roh Allah. Kepemimpinan Roh Allah menjadi penting di sini.
Perempuan itu merasa tersanjung. Ia merasa dianggap memiliki sesuatu, yang darinya orang dapat menerima sesuatu yang baik. Dan sekali lagi, itu bukanlah kecantikannya.
T.B. Simatupang pernah membuat autobiografi berjudul Saya adalah Orang yang Berutang. Ia menulis: ”Segala sesuatu adalah milik kita, tetapi pada akhirnya semua yang kita miliki adalah milik Tuhan.
Kamu tidak hidup dalam tabiat daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah tinggal di dalam kamu. Namun, jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Mereka yang hidup menurut tabiat daging, memikirkan hal-hal yang dari keinginan daging. Mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Tidak ada lagi penghukuman bagi setiap orang yang hidup dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. Sebab, Yesus sendiri telah menanggung hukuman terhadap dosa manusia, yaitu maut.
Yesus memberi kelegaan. Kelegaan karena para pengikut Kristus tak perlu ribet dengan semua peraturan yang malah membuat diri makin merasa bersalah.