Penguasaan Diri
Kasih memampukan kita untuk menguasai diri. Kasih pulalah yang memampukan kita untuk membangun iman orang lain. Bagaimanapun, Kristus sudah mati untuk orang itu.
Kasih memampukan kita untuk menguasai diri. Kasih pulalah yang memampukan kita untuk membangun iman orang lain. Bagaimanapun, Kristus sudah mati untuk orang itu.
Perbuatan baik Allah seharusnya mendorong kita juga untuk melakukan hal yang baik. Perbuatan baik berbuah perbuatan baik pula. Karena itu, jangan berhenti untuk berbuat baik. Selama hidup kita, marilah kita mengagungkan Allah dalam hidup kita!
Membuat orang lain menyalahkan atau menghakimi kita karena kelakukan kita, menurut Paulus, bukanlah tindakan yang patut.
Sang Rasul dari Tarsus menekankan bahwa yang sungguh-sungguh penting adalah setiap orang melakukannya untuk Tuhan.
Orang percaya—selama hidup di dunia—berada dalam proses pertumbuhan. Dan karena itu, kita tidak perlu menghakiminya. Tentu, baik menyatakan pendirian iman kita, tetapi jangan sampai kita malah menganggap lebih hebat dari mereka.
Kita punya peluang yang sama? Tidak. Setiap orang punya titik start yang berbeda. Persoalannya, bagaimana kita mengelola advantage atau kelebihan yang kita miliki.
Paulus menegaskan agar warga jemaat di Roma hidup seperti pada siang hari dan menjadikan Tuhan Yesus, Sang Guru, sebagai patokan hidup dalam bertingkah laku.
Janganlah kamu berutang apa kepada siapa pun, kecuali kasih kepada satu sama lain. Sebab, siapa saja yang mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Kita harus bersikap kritis terhadap perpajakan negeri kita sekarang ini. Akan tetapi, kritikan kita akan sungguh bergaung dan berdasar ketika kita telah menuntaskan tugas kita, yakni membayar pajak.
Di tengah ketakutan dan kebingungan, Yesus berdiri di tengah-tengah mereka. Yesus tidak berdiri di pinggir dan tidak bisa disentuh. Tidak. Yesus berdiri di tengah-tengah mereka. Berarti berdiri juga di tengah ketakuan dan kebingungan mereka.