Priskila dan Akwila
Priskila dan Akwila mendapatkan tempat untuk disebut yang pertama. Ini wajar karena sepertinya pasangan suami istri itu selalu mendapat tempat di hati Paulus.
Priskila dan Akwila mendapatkan tempat untuk disebut yang pertama. Ini wajar karena sepertinya pasangan suami istri itu selalu mendapat tempat di hati Paulus.
Febe, seorang perempuan. Ia memang bukan perempuan sembarangan, tetapi pelayan jemaat di Kengkrea.
Paulus sendiri mengganggap bahwa dirinya adalah tawanan Roh. Dan sejatinya setiap orang Kristen ada tawanan Roh—orang-orang yang dengan kehendak sendiri menaati apa yang dikatakan Roh Kudus.
Keyakinan iman Paulus. Ia akan datang dengan penuh berkat Kristus yang siap dibagikan kepada jemaat di Roma.
Hingga akhir hidupnya, Stefanus setia. Sebagaimana Sang Guru, diaken itu berusaha menjaga kualitas hidupnya hingga akhir. Ia adalah salah satu batu hidup, yang digunakan untuk pembangunan rumah rohani di surga. Nama Stefanus sendiri berarti mahkota. Kehidupan dan kematiannya membuat dia beroleh mahkota kehidupan. Sebab ia telah memelihara iman.
Orang Yahudi di Yerusalem memberikan harta rohani dan orang-orang bukan Yahudi memberikan harta duniawi. Intinya saling memberi. Dan itulah yang membuat keseimbangan dalam hidup.
Paulus berharap bisa sejenak mengunjungi jemaat di Roma dan minta tolong untuk diantarkan ke sana. Sesuai gaya pelayanannya, Paulus memang tidak ingin berlama-lama di Roma.
Bagi Paulus sungguh suatu kehormatan bisa memberitakan Kristus kepada orang-orang yang belum mengenalnya.
Paulus bangga karena dia dianggap layak menjadi rekan sekerja Yesus Kristus. Bangga karena telah menjadi alat Kristus menjadi pewarta bagi bangsa-bangsa lain.
Paulus mengajak mereka untuk menjadi pelayan Kristus bagi bangsa-bangsa lain. Ajakan yang cukup strategis karena Roma—tempat berkumpulnya orang dari segala bangsa.