Dari Kagum Menjadi Iri
Kenyataan bahwa Yesus bukan anak orang terpandang membuat mereka malah menolak Yesus. Ya, kekaguman itu berubah menjadi iri. Dan mereka kemudian menolak Sang Guru.
Kenyataan bahwa Yesus bukan anak orang terpandang membuat mereka malah menolak Yesus. Ya, kekaguman itu berubah menjadi iri. Dan mereka kemudian menolak Sang Guru.
Yairus juga belajar untuk mengubah perhatian dari diri sendiri kepada orang lain. Ia belajar meski keadaannya susah.
Perempuan itu percaya ia akan sembuh kalau menjamah jubah Yesus. Dan ia memang sembuh.
Yairus tak mau berhenti pada realitas. Ia kelihatannya tahu Allahlah yang menciptakan realitas itu.
”Apakah Engkau raja orang Yahudi?” (Yoh. 18:33). Kalimat itu keluar dari mulut Pontius Pilatus. Tampaknya Sang Gubernur ingin mendapatkan keterangan dari sumber pertama. Ia ingin mendapatkan jawaban dari Yesus Orang Nazaret. Kalimat itu bukanlah kalimat interogasi biasa. Sebagai pemimpin sidang, Pontius Pilatus tidak bersikap netral. Sang Gubernur berpentingan kala bertanya. Read more…
Allah melakukan tindakan konkrit terhadap dirinya. Pengalaman hidup itu merupakan kisah yang akan membuat orang lain mengenal dan merasakan kasih Allah itu.
Bersama Yesus, tetapi tidak merasakan penyertaan-Nya. Kala kita berkata Tuhan menyertai kita, apakah kita sungguh-sungguh percaya akan penyertaan-Nya?
Sang Guru berorientasi pada naradidik. Fokusnya bukanlah sekadar pengetahuan, tetapi apakah mereka memahami apa yang diajarkan-Nya.
seseorang yang hidup di dalam Kerajaan Allah perlu belajar dari hal kecil dan menghargainya. Manusia sering lupa bahwa hal besar dimulai dari hal kecil.
Orang percaya abad ke-21, diingatkan untuk tidak mengambil kredit apa pun berkait dengan pertumbuhan gereja.