Kesaksian Diri
Kefarisian Paulus itulah yang membuatnya percaya akan janji Allah kepada orang Israel. Dan itulah yang menyebabkannya dijebloskan ke dalam penjara. Padahal seluruh Israel sebenarnya mengharapkan pemenuhan dari janji Allah itu.
Kefarisian Paulus itulah yang membuatnya percaya akan janji Allah kepada orang Israel. Dan itulah yang menyebabkannya dijebloskan ke dalam penjara. Padahal seluruh Israel sebenarnya mengharapkan pemenuhan dari janji Allah itu.
Paulus di hadapan Agripa dan Festus. Pertama, Paulus melihat itu sebagai kesempatan yang baik baginya karena dia tahu Agripa pasti lebih paham ketimbang Festus berkait tuduhan yang dilontarkan oleh orang-orang Yahudi. Paulus merasa beruntung.
Pidato pembukaan Festus di hadapan Agripa dan Bernike. Di pengadilan pertama—di hadapan perwakilan orang-orang Yahudi—dia telah memutuskan untuk mengirimkan Paulus ke Roma untuk menghadap kaisar. Namun, akhirnya dia malah bingung sendiri karena aneh rasanya menghadapkan orang kepada kaisar tanpa alasan yang masuk akal.
Festus tak bisa menyerahkan Paulus kepada orang-orang Yahudi. Ia, lagi-lagi setelah berunding dengan para penasihatnya, akhirnya berkata, ”Engkau telah naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap Kaisar.”
Paulus tidak menurunkan standar ajaran di hadapan pemerintah. Undangan Feliks malah menjadi kesempatan bagi Paulus untuk meluruskan yang bengkok dan membenarkan yang salah.
Feliks yang tahu benar-benar tentang Jalan Tuhan, menangguhkan perkara mereka, katanya, ’Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu.’ Lalu ia menyuruh perwira itu tetap menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan, dan tidak boleh mencegah seorang pun dari sahabat-sahabatnya melayani dia.
Paulus tidak melakukan kejahatan sedikit pun; ia masih percaya kepada hukum Taurat dan kebangkitan orang mati. Satu-satunya perbedaan adalah Paulus menyembah Allah sebagaimana yang diajarkan Yesus Orang Nazaret.
Dakwaan Tertulus, pengacara yang disewa Mahkamah Agama, di hadapan Gubernur Feliks: menyalahkan Kepala Pasukan Lisias yang dianggap telah mengambil Paulus dari tangan orang-orang Yahudi dengan kekerasan.
Kepala pasukan menyerahkan persoalan itu kepada Feliks Sang Gubernur Roma, tanpa disadarinya, dia makin mendekatkan Paulus pada tujuan Allah sendiri—Kota Roma.
Empat puluh orang bersepakat bersumpah tidak akan makan dan minum sebelum Paulus mati. Mereka menganggap bahwa tindakan mereka benar di mata Allah. Keempat puluh orang itu mengajak imam kepala dan pemimpin Yahudi untuk mendorong Mahkamah Agama memanggil ulang Paulus.