Kesucian
Paulus menekankan betapa pentingnya hati dan pikiran yang suci. Jika hati dan pikiran suci, tubuh dan segala yang dilakukannya pasti suci.
Paulus menekankan betapa pentingnya hati dan pikiran yang suci. Jika hati dan pikiran suci, tubuh dan segala yang dilakukannya pasti suci.
Paulus mengingatkan Titus, dan juga warga jemaat yang membaca suratnya, untuk waspada. Dan Paulus sepertinya telah mengalami sendiri.
Paulus menyoroti perilaku warga jemaat yang tadinya beragama Yahudi. Mereka telah termakan ajaran Gnostik yang bercampur dengan ajaran nenek moyang Yahudi.
Jika penuh waktu sebagai penatua atau pengawas jemaat, tentu dia harus dihidupi oleh jabatannya itu, tetapi, sekali lagi, tak boleh serakah!
Anak-anak Penatua bukan hanya saja beriman, tetapi tingkah lakunya mesti baik dan menghormati orang tuanya. Jika tidak, mereka hanya akan menjadi batu sandungan dalam jemaat.
Paulus juga memperlihatkan bahwa Allah Bapa dan Anak-Nya Yesus Kristus sama-sama disapa Juru Selamat kita. Kedua oknum Tritunggal, tentu bersama dengan Roh Kudus, sejatinya adalah Penyelamat kita.
Paulus dengan bangga menyatakan bahwa pesan itu telah dipercayakan kepada dirinya. Sungguh suatu kehormatan dipercaya untuk membuka dan memberitakan rahasia itu.
Paulus sangat memahami panggilannya sebagai orang yang dipilih dan diutus untuk menolong orang percaya menjadi makin kuat dalam iman mereka.
Persekutuan rohani Yesus dan hamba-Nya itulah yang menjadi dasar dan jaminan pelayanan Timotius. Dengan begitu pelayanan sejatinya tak hanya pelayanan Timotius belaka, tetapi juga pelayanan Yesus Kristus.
Mengucapkan atau menitipkan salam melalui surat ataupun telepon cerdas, kasih adalah dasar semuanya itu. Tanpa itu, sebuah salam turun derajat menjadi sekadar basa-basi.