Kami adalah Saksi
Mendengarkan khotbah Petrus di Bait Allah—sebagaimana catatan Lukas dalam kisah Para Rasul—mungkin membuat kita heran. Sebab, Petrus mengalami transformasi.
Mendengarkan khotbah Petrus di Bait Allah—sebagaimana catatan Lukas dalam kisah Para Rasul—mungkin membuat kita heran. Sebab, Petrus mengalami transformasi.
“Tampilnya pengejek-pengejek dengan ejekannya mengenai iman Kristen bukan hal yang aneh, bahkan terkesan lumrah. Itu merupakan hal biasa. Sehingga, para murid Kristus tak perlu merasa takut, apalagi cemas.”
pikiran sang rasul masih terdapat harapan bahwa para pembaca suratnya tetap teguh dalam iman mereka.
Akal budi merupakan karunia Allah, tetapi memercayakan diri sepenuhnya pada akal budi bukanlah tindakan iman. Bahkan, menyepelekan Allah. Kisah pengungsian Abram dan Sarai ke Mesir dapat menolong kita menggunakan akal budi sebagaimana mestinya. Bila saudara tertarik untuk memiliki buku ini Read more…
Ketika Yesus dibaptis, ada suara yang berkata kepada-Nya, ”Engkaulah yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan” (Mrk. 1:11). Suara inilah yang harus kita dengar juga karena Yesus datang untuk memberi tahu kita bahwa kita sama dikasihi-Nya seperti Dia.
Apa yang mereka lakukan membuktikan kebenaran peribahasa ini, ’Anjing akan makan kembali apa yang sudah dimuntahkannya,’
Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena orang diperhamba oleh yang mengalahkannya.
Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan topan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.
Petrus sepertinya hendak menyatakan bahwa keledai pun bisa lebih bijak dari manusia. Bahkan menyelamatkan nyawa tuannya.
Petrus sengaja menyamakan orang-orang jahat itu dengan hewan yang tidak berakal.