Priskila dan Akwila
Priskila dan Akwila mendapatkan tempat untuk disebut yang pertama. Ini wajar karena sepertinya pasangan suami istri itu selalu mendapat tempat di hati Paulus.
Priskila dan Akwila mendapatkan tempat untuk disebut yang pertama. Ini wajar karena sepertinya pasangan suami istri itu selalu mendapat tempat di hati Paulus.
Febe, seorang perempuan. Ia memang bukan perempuan sembarangan, tetapi pelayan jemaat di Kengkrea.
Paulus sendiri mengganggap bahwa dirinya adalah tawanan Roh. Dan sejatinya setiap orang Kristen ada tawanan Roh—orang-orang yang dengan kehendak sendiri menaati apa yang dikatakan Roh Kudus.
Semut adalah binatang yang pro aktif. Pada saat musim panas, semut bekerja untuk mengumpulkan makanan sebagai cadangan makanan. Pelajaran yang kita dapat dari semut adalah hidup itu untuk bekerja. Tuhan ingin kita bekerja, sebagaimana Allah juga bekerja.
Keyakinan iman Paulus. Ia akan datang dengan penuh berkat Kristus yang siap dibagikan kepada jemaat di Roma.
Hidup manusia memang seperti daun-daun yang beterbangan tertiup angin. Semarak kehidupan, kesulitan dan kesedihan, tidak akan abadi.
Hingga akhir hidupnya, Stefanus setia. Sebagaimana Sang Guru, diaken itu berusaha menjaga kualitas hidupnya hingga akhir. Ia adalah salah satu batu hidup, yang digunakan untuk pembangunan rumah rohani di surga. Nama Stefanus sendiri berarti mahkota. Kehidupan dan kematiannya membuat dia beroleh mahkota kehidupan. Sebab ia telah memelihara iman.
Orang Yahudi di Yerusalem memberikan harta rohani dan orang-orang bukan Yahudi memberikan harta duniawi. Intinya saling memberi. Dan itulah yang membuat keseimbangan dalam hidup.
Paulus berharap bisa sejenak mengunjungi jemaat di Roma dan minta tolong untuk diantarkan ke sana. Sesuai gaya pelayanannya, Paulus memang tidak ingin berlama-lama di Roma.
Marilah kita merenungkannya bersama-sama di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2023. Adakah mata rantai yang hilang dari kurikulum pendidikan kita? Itulah pekerjaan rumah kita bersama.