Masalah
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Memetieskan masalah hanya akan membuat masalah itu makin besar dan tak terkendali.
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Memetieskan masalah hanya akan membuat masalah itu makin besar dan tak terkendali.
Mereka juga takut kalau-kalau Allah murka, dan akhirnya mereka pun ikut kena imbas dari murka Allah itu. Bak pepatah: seorang makan cempedak, yang lain kena getahnya.
Yosua menegaskan betapa pentingnya bagi orang-orang yang pulang ke negerinya untuk membagi-bagikan apa yang mereka dapatkan. Mereka tidak boleh serakah.
Di mata Yosua dua setengah itu tetap setia pada janjinya. Mereka tidak meninggalkan saudara sebangsa mereka berjuang sendirian.
TUHAN menepati setiap janji-Nya kepada umat Israel; tidak satu pun yang tidak ditepati-Nya.
Allah sungguh memahami kebutuhan rohani dari orang Israel. Kebutuhan rohani itu bukan kebutuhan sekunder, apalagi tersier.
Allah tampaknya mengizinkan hal itu terjadi agar setiap orang bisa belajar melihat sebuah peristiwa dari sudut pandang Allah yang bermuara pada tindakan pengampunan.
Pemimpin memang harus makan terakhir. Ia harus mendahulukan kepentingan orang yang dipimpinnya. Inilah pola kepemimpinan umat Allah.
Perumpamaan gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis bodoh (Mat. 25:1-13) memperlihatkan kepada kita betapa pentingnya memahami dan merespons sebuah tanggung jawab.
Ketika tidak terlalu persis mengetahui kehendak Allah akan sesuatu hal, kita bisa melakukannya selama itu tidak melanggar norma dan hukum.