Jadikan Kristus Bertakhta dalam Hati!
Jika hati kita kotor, kotor pulalah mulut kita. Mata pun jadi suka melihat yang kotor-kotor dan kaki pun melangkahkan diri ke tempat yang kotor. Dan akhirnya seluruh badan jadi kotor seluruhnya.
Jika hati kita kotor, kotor pulalah mulut kita. Mata pun jadi suka melihat yang kotor-kotor dan kaki pun melangkahkan diri ke tempat yang kotor. Dan akhirnya seluruh badan jadi kotor seluruhnya.
Hingga akhir hidupnya, Stefanus setia. Sebagaimana Sang Guru, diaken itu berusaha menjaga kualitas hidupnya hingga akhir. Ia adalah salah satu batu hidup, yang digunakan untuk pembangunan rumah rohani di surga. Nama Stefanus sendiri berarti mahkota. Kehidupan dan kematiannya membuat dia beroleh mahkota kehidupan. Sebab ia telah memelihara iman.
Masalahnya, bukan bisa atau enggak; tetapi apakah kita mau melakukannya? Dan jangan tunggu orang lain melakukannya, namun baiklah kita mulai melakukannya! Dimulai dari diri kita!
Perbuatan baik Allah seharusnya mendorong kita juga untuk melakukan hal yang baik. Perbuatan baik berbuah perbuatan baik pula. Karena itu, jangan berhenti untuk berbuat baik. Selama hidup kita, marilah kita mengagungkan Allah dalam hidup kita!
Di tengah ketakutan dan kebingungan, Yesus berdiri di tengah-tengah mereka. Yesus tidak berdiri di pinggir dan tidak bisa disentuh. Tidak. Yesus berdiri di tengah-tengah mereka. Berarti berdiri juga di tengah ketakuan dan kebingungan mereka.
Hingga hari ini Yesus hadir. Jika Saudara tidak merasakan kehadiran-Nya, mintalah kepekaan dari-Nya agar kita mampu merasakan kehadiran-Nya. Dan itulah yang biasa kita rayakan dalam sakramen perjamuan. Yesus hadir bersama kita
Akhir tubuh jasmaniah Yesus terjadi dalam persekutuan dengan Bapa-Nya. Dan karena itu, bagi Yesus Orang Nazaret kematian bukanlah akhir!
Kisah Jumat Agung adalah kisah ”Pemberian Terbaik”. Pandanglah Sang Mesias yang terpanggang di tiang. Ia yang terangkat di salib tak dapat melakukan apa-apa. Ia memang tidak dapat berbuat apa-apa! Namun, inilah pemberian terbaik itu: Yesus menuntaskan misi-Nya. Yesus Orang Nazaret menyelesaikan tugas-Nya.
Pada perayaan Kamis Putih ini kita semua akan dibasuh kakinya. Semuanya. Tak terkecuali. Terimalah! Jangan sungkan! Bahkan, bersyukurlah karena melalui peristiwa pembasuhan kaki ini kita dianggap layak merasakan kehambaan Yesus Orang Nazaret.
Minggu Palma mendorong kita untuk menjadi lebih lemah lembut, rendah hati, bersahaja seperti Kristus, juga keledai.