Diolok-olok
Yesus telah menjadi bahan tertawaan. Inilah kejahatan sejahat-jahatnya: menjadikan penderitaan sebagai bahan tertawaan dan tontonan.
Yesus telah menjadi bahan tertawaan. Inilah kejahatan sejahat-jahatnya: menjadikan penderitaan sebagai bahan tertawaan dan tontonan.
Pilatus ingin menyenangkan hati orang banyak. Menyenangkan rakyat itulah yang menjadi dasar Pilatus menghukum Yesus. Dan Pilatus tak bisa berdalih.
Pemberitaan Kerajaan Allah adalah misi-Nya. Dan misi itu tetap dilakoninya apa pun tanggapan orang tentang diri-Nya.
Sabda-Mu Abadi | 24 Maret 2025 | Mrk. 15:1 ”Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama mengadakan perundingan. Mereka membelenggu Yesus, lalu membawa dan menyerahkan Dia kepada Pilatus.” Keterangan waktu yang digunakan Lukas menarik diperhatikan. Pagi-pagi benar berarti kegiatan itu merupakan prioritas. Tidak boleh Read more…
Seketika itu juga terdengar kokok ayam untuk kedua kalinya. Dan Petrus pun mengingat kata-kata Sang Guru mengenai penyangkalannya itu.
Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah (Luk. 13:6-9) selalu menarik diperhatikan. Kisah bermula dari laporan beberapa orang mengenai orang Galilea yang dibunuh tentara Pilatus. Artinya, ada sekelompok orang Galilea yang dibunuh serdadu Pilatus sewaktu mempersembahkan kurban di Bait Allah. Tak hanya itu. Para serdadu itu mencampurkan darah mereka dengan Read more…
Tak hanya imam kepala, tua-tua, dan ahli Taurat, para pengawal pun memukuli Yesus.
Imam besar itu pun langsung mengoyak pakaiannya. Meskipun terkejut, sesungguhnya itulah yang diharapkannya. Yakni mendapatkan alasan kuat untuk membunuh Yesus.
Kita juga perlu mengubah ungkapan ”lawan bicara” menjadi ”kawan bicara”. Itu bisa dimulai dengan mengambil sikap diam.
Berhadapan dengan ketulusan dan keluguan, segala kebohongan cenderung goyah. Kejahatan tak bisa disembunyikan dengan sempurna.