Beritakanlah
Titus dipanggil untuk mengajar. Artinya tak berhenti pada pendengaran, perlu melangkah lebih jauh hingga sampai pada pemahaman, dan akhirnya perubahan hidup pendengarnya.
Titus dipanggil untuk mengajar. Artinya tak berhenti pada pendengaran, perlu melangkah lebih jauh hingga sampai pada pemahaman, dan akhirnya perubahan hidup pendengarnya.
Hak istimewanya adalah Allah sendirilah yang mendidik mereka untuk hidup sesuai kehendak Allah. Dengan kata lain, umat Allah tak boleh hidup semaunya sendiri.
”Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan gereja-Ku”. Kalimat ini menyiratkan bahwa Yesus—Allah yang menjadi manusia itu—adalah Pribadi yang berjanji. Ada kata akan dipakai di sana. Artinya, belum terjadi. Yesus—Allah yang menjadi manusia itu—memang gemar mengikatkan diri-Nya pada sebuah janji.
Ketika mereka menjadi Kristen, Kristus telah memerdekakan mereka. Namun, kemerdekaan itu tidak membebaskan mereka untuk memberontak. Sebaliknya, Paulus meminta mereka untuk tunduk sepenuhnya kepada sang tuan.
Penguasaan diri menjadi penting karena orang muda berada dalam fase pertumbuhan yang sangat cepat. Dan mereka punya daya untuk menjelajah.
Hidup beribadah berarti dalam keadaan apa pun memahami diri sebagai hamba Allah. Hidupnya sendiri adalah ibadah.
Hidup sederhana berarti mampu menahan diri. Dengan kata lain menghemat. Tentu bukan agar menjadi kaya raya. Hemat tak sama dengan pelit. Hemat agar lebih mampu berbagi kepada orang lain.
Paulus menekankan betapa pentingnya hati dan pikiran yang suci. Jika hati dan pikiran suci, tubuh dan segala yang dilakukannya pasti suci.
Paulus mengingatkan Titus, dan juga warga jemaat yang membaca suratnya, untuk waspada. Dan Paulus sepertinya telah mengalami sendiri.
Paulus menyoroti perilaku warga jemaat yang tadinya beragama Yahudi. Mereka telah termakan ajaran Gnostik yang bercampur dengan ajaran nenek moyang Yahudi.