Belajar Percaya
“Percaya bukanlah barang yang sudah jadi dari sananya. Kepercayaan dalam diri seseorang merupakan proses. Iman sangat berkait erat dengan pertumbuhan dan tidak sekali jadi. Dan setiap orang perlu belajar untuk percaya.”
“Percaya bukanlah barang yang sudah jadi dari sananya. Kepercayaan dalam diri seseorang merupakan proses. Iman sangat berkait erat dengan pertumbuhan dan tidak sekali jadi. Dan setiap orang perlu belajar untuk percaya.”
“Paulus berkesimpulan bahwa Allah menerima Abraham sebagai orang yang menyenangkan hati-Nya. Mengapa? Karena ia memahami posisinya sebagai hamba. Dan hamba sejati selalu berusaha menyenangkan hati tuannya!”
“Ketika dua orang mencari nama bagi dirinya sendiri,
perpecahan pun tak terhindarkan ketika ada hambatan komunikasi. Sesungguhnya keluarga bisa menjadi tempat di mana setiap orang belajar untuk tidak mencari nama bagi diri sendiri. Satu-satunya pribadi yang boleh dimuliakan adalah Allah sendiri.”
“Tak ada manusia sempurna. Karena
itu, kita perlu mengembangkan pola pengasuhan yang berdasarkan pengampunan di rumah kita.”
Kisah Air Bah — kisah kehidupan di bumi, yang telah diperbarui Allah sendiri, dimulai dari sebuah keluarga Nuh dan seisi rumahnya.
“Kemampuan akal budi yang baik semestinya berbanding lurus dengan moral.”
“Ketika manusia tak mampu menguasai dosa, maka dosa itulah yang akan menguasainya.”
“Ketika kita sungguh mengasihi Yesus, mengutip Paulus, tentulah kita ingin mengenal-Nya sebagaimana diri kita dikenal.”
“Sejatinya inilah persaudaraan Kristen. Petrus—pemimpin umat Kristen saat itu—tidak merasa lebih hebat, tidak juga menganggap Paulus sebagai saingannya. Ia sungguh menghargai rekan kerjanya dalam Kristus.”
“Menjadi Kristen bukanlah akhir, namun awal dari sebuah kehidupan baru. Ada panggilan di balik predikat Kristen.”