Belajar Bahagia
Kebahagiaan tidaklah terletak pada apa yang dimiliki—atau apa yang dirasakan—tetapi pada sesuatu yang lebih dalam: yakni bagaimana seharusnya manusia hidup.
Kebahagiaan tidaklah terletak pada apa yang dimiliki—atau apa yang dirasakan—tetapi pada sesuatu yang lebih dalam: yakni bagaimana seharusnya manusia hidup.
Saya menemukan cara yang menjadi panduan agar tetap bisa menikmati dan merangkai satu kisah ke kisah berikutnya. Temuan ini semoga bisa membantu kita, lalu bersama-sama melakukan ziarah iman bersama Rasul Paulus dan tokoh-tokoh lain.
”Dalam laut bisa diduga dalam hati siapa yang tahu.” Peribahasa ini tentu tak asing di telinga kita. Peribahasa yang hendak mengatakan bahwa sulit bagi kita bahkan mustahil untuk bisa menebak isi hati orang. Kita hanya tahu apa yang dirasakan seseorang sejauh ia mengatakannya. Jika tidak, kita tentu tak akan pernah Read more…
Yesus tidak hanya memanggil namanya: Simon. Dia merasa perlu menambahkannya dengan anak Yohanes dan Kefas, yang artinya Petrus. Dan Sapaan itu, jika kita perhatikan, berkait erat dengan masa kini, lampau, dan masa depan. Simon adalah masa kini, anak Yohanes adalah masa lampau, dan Kefas yang artinya Petrus adalah masa depan.
Kekudusan, sama halnya dengan integritas, semestinya tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain
Manusia dengan akalnya tak jarang menciptakan kreativitasnya di luar Allah dan lupa bahwa kreativitas pun karunia Allah.
Kerinduan Tuhan yang menanti lagi adanya sebuah hubungan yang akrab dan personal menjadikan hidup kita—yang kita rencanakan dengan hebat di tiap tahun—tidak sia-sia, bisa menjadi hidup yang penuh; hidup yang benar-benar hidup.
Nama-Nya Yesus. Artinya: Tuhan menyelamatkan. Inilah bekal kita dalam memasuki tahun 2023.