Sekolah Kristen dan Teologi Kelemahan

Teologi kelemahan bukan teologi untuk orang-orang yang berkepribadian lemah, melainkan teologi untuk orang-orang yang yakin akan kuasa kasih yang dapat membebaskan mereka dari ketakutan dan membuat mampu mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah. Kelemahan yang dimaksud ialah sikap mengantungkan diri tanpa syarat kepada Allah. Sikap ini membuat kita mampu menjadi alat-alat yang menyalurkan kuasa ilahi yang menyembuhkan  luka-luka kemanusiaan dan memperbarui muka bumi.

Pengharapan dan Keputusasaan dalam Gereja

Gereja-gereja tertentu bisa mengalami sungguh-sungguh terluka oleh adanya konflik di antara anggota-anggotanya. Orang tidak mau lagi ke gereja, mereka meninggalkan gereja. Akan tetapi, dengan meninggalkan gereja yang berantakan dan perpecah-pecah itu mereka akhirnya lebih menderita kesepian dibanding sebelumnya dan sering merasa mereka berjalan tanpa Yesus lagi.

Pengharapan dan Keputusasaan Tingkat Global

Kehidupan itu selalu kecil, selalu lemah. Tidak pernah berteriak atau menjerit. Kehidupan selalu hanya membutuhkan perlindungan dan bimbingan. Mengatakan ”ya” untuk perlindungan dan bimbingan berarti mau melihat kehidupan yang kecil itu dapat dilahirkan kembali di dalam hati, tubuh, dan pikiran kita, dan di antara banyak orang. Sementara itu, kematian itu selalu mewah, bersinar, selalu besar dan bersuara keras.

Hiu Kecil dalam Hidup Kita

Pengkhotbah dalam suatu ibadah mengisahkan tentang nelayan di Jepang yang memasukkan ikan hiu kecil ke dalam wadah penampungan ikan salmon yang mereka tangkap di laut. Ikan salmon yang dikenal kaya akan protein akan lebih memiliki nilai ekonomis, jika mereka dapat menangkap dan membawanya ke darat dalam keadaan hidup. Namun, perjalanan Read more…

Pengharapan dan Keputusasaan dalam Hubungan Antarpribadi

Keputusasaan dalam hubungan  antarpribadi itu tampak ketika kita semua berjuang dengan kesendirian kita.  Kita merasa terasing.  Kita sepertinya tidak lagi mempunyai perasaan kerasan tinggal d rumah. Kita mencarinya  di dalam perkawinan kita, pergaulan kita, dan komunitas kita.  Dengan cemas kita mencari perasaan saling memiliki, saling mendukung, dan kebersamaaan. Seruan untuk mendapatkan dukungan  ini sering disuarakan di dalam peristiwa kekerasan.

Keputusasaan dan Pengharapan

Kehadiran dua siswa baru difabel di sekolah-sekolah Kristen itu mengingatkan kebenaran ungkapan  ”Di dalam keluarga atau komunitas, kita tidak memilih saudara-saudari  kita, mereka diberikan kepada kita”.  Karena itu, tidak seharusnya  kita mencari komunitas ideal. Sebab permasalahannya adalah apakah kita mencintai orang-orang yang ditempatkan di sisi kita oleh Allah hari ini? Mereka adalah tanda dari Allah, diberikan kepada kita sebagai orang yang telah dipilih bagi kita. Bersama merekalah kita dipanggil untuk bersatu menghayati suatu panggilan kasih.

Ketika Sekolah Menjadi Komunitas

Sekolah Kristen betul-betul menjadi komunitas kalau ia terbuka terhadap yang lain, kalau ia mau menerima kelemahan dan sederhana. Dan anggotanya selalu berkembang dalam cinta, belas kasih dan kerendahan hati. Setiap anggotanya dipanggil dengan tekun memperhatikan para saudara dalam komunitas, melayani setiap anggota dalam semua keunikan masing-masing daripada memedulikan komunitas sebagai keseluruhan. Komunitas tidak pernah boleh mendahului persoalan setiap anggotanya. Ia tercipta untuk anggota-anggotanya dan untuk pertumbuhan mereka.

Kedamaian Komunitas Hati

Komunitas hati adalah sebuah komunitas yang tidak mengecualikan siapa pun. Jika dilambangkan dengan salib, bukan lagi salib dengan balok vertikal yang lebih panjang. Namun, salib dengan balok vertikal dan horizontal yang sama panjang, sehingga akan terlihat bahwa salib Yesus membawa segalanya ke dalam satu lingkaran kasih.

Buah dari Etika Jalan Turun

Pilihan Nouwen tinggal di L’Arche bisa mengingatkan adanya tiga bentuk solidaritas sebagai jawaban konkret atas realitas penderitaan di dunia ini. Ketiganya saling berhubungan. Pertama, dalam bentuk ”presensia” atau kehadiran di tengah mereka yang menderita. Kedua, secara aktif berusaha memperjuangkan struktur yang lebih manusiawi. Ketiga, secara langsung melayani dan menolong mereka yang menderita. Pilihan akhir Nouwen untuk mewujudkan solidaritas adalah kehadiran  di tengah dan bersama penderita tunagrahita di L’Arche.